KBBI


Sabtu, 03 Maret 2012

Lagi, Narkoba Incar Mangsa


Tampaknya jerat narkoba di Indonesia saat ini sudah sangat mengakar. Bahkan yang paling mengerikan penggunanya kini mulai meluas. Bukan hanya dari kalangan anak muda, pelajar, ataupun mahasiswa tetapi juga orang dewasa yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan orang lain.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalahgunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis. Apabila dalam penggunaanya telah diluar batas dosis, maka efek yang ditimbulkan adalah mengalami ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.


Penyebaran narkoba
Realitasnya kini penyebaran narkoba sudah hampir tidak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) membuktikan. Bahwa pada tahun 2008 tercatat pengguna narkoba di Indonesia mencapai 3,2 juta orang atau 1,99 persen dari penduduk Indonesia. Kini data BNN tahun 2010 menyebutkan, pengguna narkoba mencapai 3,6 juta orang.  Rinciannya generasi muda dan usia produktif, yakni 20 - 34 tahun adalah pengguna narkoba terbanyak. Mereka terdiri dari mahasiswa dan pelajar berjumlah 921.695. Sementara sebanyak 17.734 pengguna narkoba mendapat terapi dan rehabilitasi pada tahun 2010.
Dampak dari Narkoba
Perlu kita ketahui bersama bahwa dampak dari narkoba tidak hanya merugikan bagi diri pemakainya saja, tetapi juga berimbas pada orang lain bahkan sampai menghilangkan nyawa., Masih ingatkah Anda dengan kasus yang baru – baru ini hangat diperbincangkan oleh masyarakat? Ya, peristiwa yang terjadi di Tugu Tani pada hari minggu (22/1/2012) silam. Diduga akibat pengaruh narkoba, Afriyani yang pada saat itu mengemudikan mobil kehilangan kendali. Sehingga menabrak 13 orang pejalan kaki dan sembilan diantaranya tewas. Siapa yang mengira bahwa jiwa – jiwa yang tak berdosa itu harus menanggung akibat ulah Afriyani. Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Dirlantas Polda Metro Jaya AKBP Sudarmanto mengatakan data yang didapat menyebutkan bahwa Afriyani dan tiga orang temannya diketahui mengonsumsi dua butir ekstasi di diskotik Stadium, Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Ekstasi tersebut dibeli di tempat parkir diskotik sebelum akhirnya dikonsumsi di dalam.
Saat ini, narkoba juga tengah mengancam transportasi udara. Faktanya Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan bahwa pihaknya melakukan penangkapan terhadap seorang pilot Lion Air bernama Syaiful Salam di Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (4/2). Sebelumnya pada 10 Januari 2012, BNN juga menangkap Hanum Adiyaksa, juga pilot Lion Air, yang sedang mengisap sabu di Makassar. Bagaimana jadinya bila seorang pilot dalam menjalankan tugasnya ternyata mengkonsumsi narkoba? Tentu saja hal tersebut akan sangat membahayakan keselamatan jiwa bagi para penumpang. Untunglah kini keduanya sudah ditangkap dan  menjalani rehabilitasi di Lido, Sukabumi, Jawa Barat.
Tak mau ketinggalan dengan kasus narkoba. Narkoba juga kini incar target peredaran dari kalangan artis. Sebagai publik figur dan tokoh idola, perilaku para artis yang lebih sering memperlihatkan gaya hidup mewah dan begitu bebas tak menutup kemungkinan juga menjadi target narkoba. Ada sebagian dari kalangan artis yang harus mendekam di penjara gara – gara tersangkut kasus narkoba.
Solusi Peredaran Narkoba
Upaya pencegahan terhadap kasus penyebaran narkoba sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Artinya dalam penanganannya perlu melibatkan pemerintah dan elemen – elemen masyarakat. Sehingga memerlukan suatu strategi bagi seluruh bangsa dalam suatu gerakan bersama.
Hal pertama yang pelu diikutsertakan adalah peran keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah.
Selanjutnya dalam penanggulangan narkoba juga perlu memperhatikan sektor pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah dengan kelompok sasaran guru tenaga pendidikan dan peserta didik, baik secara kurikuler maupun ekstra kurikuler. Selain itu lembaga keagamaan dengan sasaran pemuka - pemuka agama dan umatnya.
Tak terkecuali dengan berbagai organisasi – organisasi yang ada misalnya,  organisasi sosial kemasyarakatan dengan sasaran remaja, pemuda dan masyarakat. Organisasi wilayah pemukiman (LKMD, RT, RW), dengan sasaran warga terutama pemuka masyarakat dan remaja setempat. Unit- unit kerja, dengan sasaran pimpinan, karyawan dan keluargannya. Media massa baik elektronik, cetak dan media interpersonal (talk show dan dialog interaktif), dengan sasaran luas maupun individu.
Melalui berbagai pendekatan yang telah ada diharapkan kita semua mampu untuk mengurangi jumlah pemakai narkoba yang kian meningkat. Mulailah dari diri sendiri dan instropeksi diri. Tentu kita semua tidak mau bukan keluarga, kerabat, teman, maupun orang – orang yang ada di sekeliling kita menjadi korban keganasan narkoba?

1 komentar: