KBBI


Selasa, 10 Juli 2012

Reproduksi Bacaan






Judul               : Fonologi Bahasa Indonesia

Penulis             : Abdul Chaer

Penerbit           : Rineka Cipta

Tahun terbit     : 2009

Tebal               : 139 halaman

Genre              : non fiksi       







Seiring dengan perkembangan zaman turut berkembang pula perkembangan teknologi dan pengetahuan. Pada bidang teknologi manusia mampu mengubah penggunaan alat yang awalnya dengan cara konvensional menuju penggunaan alat yang canggih dan mutakhir. Begitu pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang turut mengapresiasikan berbagai bidang kajian ilmu.
Kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan muncullah yang namanya bidang linguistik yang mempelajari ilmu tentang bahasa. Lingusitik dalam penerapannya memiliki banyak cabang salah satunya yaitu fonologi. Lalu, bagaimana kita bisa mempelajari fonologi yang merupakan cabang dari bidang linguistik?  Bagaimana kita dapat mempercepat pemahaman dalam mempelajari studi fonologi tersebut? Bagaimana penerapan ilmu fonologi dengan kehidupan kita sehari-hari? Bagaimana manfaat yang dapat kita ambil setelah mempelajari fonologi?. Hal-hal tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam buku yang ditulis oleh Abdul Chaer, Fonologi Bahasa Indonesia.
Inti dari  buku Fonologi Bahasa Indonesia dibagi menjadi tiga bagian besar. Bagian pertama membicarakan masalah fonetik, yaitu terdiri dari bab 3 sampai dengan bab 12. Bagian kedua, membicarakan masalh fonemik, yaitu terdiri dari bab 13 sampai dengan bab 18. Sedangkan bagian ketiga membicarakan masalah grafemik, yaitu bab 19 dan bab 20.
Bagian pertama membicarakan masalah fonetik yang mencakup jenis-jenis fonetik terdiri dari fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditori ; transkripsi fonetik yang merupakan bentuk penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau tepat dengan menggunakan huruf; alat-alat ucap yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa; proses pembunyian; jenis-jenis bunyi bahasa terdiri dari bunyi vokal, bunyi konsonan, bunyi diftong; unsur suprasegmental yang diklasifikasikan atas tekanan, nada, jeda, dan durasi; silabel bagian dari satuan ritmis terkecil arus ujaran.
Bagian kedua membicarakan masalah fonemik yang mencakup fonem dan alofon; realisasi fonem Bahasa Indonesia yang sama dengan bagaimana fonem dilafalkan; gugus fonem dan deret fonem; distribusi fonem yang merupakan beradanya sebuah fonem di dalam satu satuan ujaran; perubahan bunyi / fonem yang disebabkan adanya koartikulasi,bunyi lingkungan, distribusi, proses morfologi, perkembangan sejarah. Bagian ketiga membicarakan masalah grafemik yang mencakup grafem fonem Bahasa Indonesia; transkripsi fonetik dan fonemik.
Buku ini dibuat oleh penulis dengan cara disusun sesederhana dan semudah mungkin karena ditujukan bagi mahasiswa dan siapa saja yang baru akan berkecimpung dalam bidang lingustik khususnya fonologi. Pembaca akan dipermudah juga dengan setiap topik yang dijadikan satu bab yang dibicarakan secara ringkas.
Banyak keunggulan yang ada dalam buku Fonologi Bahasa Indonesia selain yang dikemukakan di atas. Pada  bagian akhir setiap bab akan diberikan “uji pemahaman” yang akan menguji sejauh mana tingkat pemahaman yang didapat oleh pembaca. Sehingga, pembaca tidak perlu khawatir untuk mengukur  kemampuannya saat menangkap isi dari pembelajaran fonologi.

Selasa, 12 Juni 2012

Surakarta, 12 Juni 2012

Sakit lagi sakit lagi. Pasti gini nih kalau kecapekan. Mau ngapa2in rasanya gag enak banget. Mau makan sekalipun itu makanan favorit tapi rasanya pahit. Mau tidur juga gag bisa gara2 pusing. Jadi serba bingung deh. Rasanya bener2 gag karuan dan campur aduk, seperi es campur adjah ni., hehehe

Tapi,, tetap bersyukur adjah deh kita masih diberi oleh ALLAH SWT berupa kenikmatan ini. Jadi, apapun keadaanmu hari ini baik sakit maupun sehat tetap bersyukur. oke
Meskipun sakit aku juga gag mau cuma tidur2n adjah di tempat tidur kayak gag ada kerjaan gini. Biasanya kan kalau hari-hari gini ke kampus bisa canda tawa sama teman-teman.Serasa benar-benar sepi.
Untung rasa sakit yang aku alami uwdah rada membaik, jadi aku pengin cpet2 ke kampus agy ni. Tunggu aku ya teman-teman. Aku juga uwdah gag betah cuma tiduran di tempat tidur. Pengen ketemu kalian dah pokoknya. ^.^

Sabtu, 09 Juni 2012

Hasil Reproduksi Penelitian

Membaca Komphrehensif
 Oleh: 
Hanivah Diyah Novitasari
A310110157
 
 
Teks Asli Penelitian
 
Pola Permainan Sosial :
Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak
 
 
Nurul Hartini, Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga
Jurnal Anima, Vol. 19, No. 3, April 2004: 271-285
 
 
Abstrak
 
Telah dianalisis pengaruh pola permainan sosial terhadap anak-anak pra-sekolah untuk meningkatkan inteligensi emosional mereka, termasuk efektivitas pola-pola demikian. Para subjek berasal dari Taman Kanak-Kanak Jaya Negara (n = 45) sebagai kelompok eksperimen, dan Taman Kanak-Kanak Mojo (n = 38) sebagai kelompok kendali. Data didapatkan melalui observasi. Inteligensi emosional anak-anak tersebut diukur berdasarkan checklist tentang indikator kecerdasan emosi dari konsep Goleman (1996b). Hasil-hasil menunjukkan bahwa pola permainan sosial sangat efektif dalam meningkatkan inteligensi emosional anak. Didiskusikan terungkapnya perbedaan peningkatan inteligensi emosional antar jenis kelamin.

Kata kunci : pola permainan sosial, kecerdasan emosional, anak prasekolah


Hasil Reproduksi Penelitian 

Dunia anak tidak lepas dari dunia bermain. Dengan bermain anak mendapatkan banyak manfaat yang berguna dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, psikologis / emosi, dan sosial. Salah satu jenis permainan yang mampu memotivasi pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek emosi anak yaitu pola permainan yang bernuansa sosial. Pada penelitian ini bertujuan menguji apakah permainan sosial terhadap anak usia pra-sekolah dapat meningkatkan inteligensi emosional. Metode yang digunakan untuk pemerolehan data dilakukan melalui observasi langsung disertai pengisian lembar checklist yang sudah berdasarkan indikator dari konsep Goleman (1996b). Guna menambah kekuatan validitas data dari hasil observasi ditambah dengan wawancara yang melibatkan guru dan orang tua.
Hasil penelitian yang dapat dirumuskan bahwa pola permainan sosial berpengaruh positif dan berperan cukup efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosi anak usia pra-sekolah. Tentunya hal ini diperlukan sebuah bentuk kerjasama yang baik antara pihak orang tua maupun guru untuk mengupayakan pengadaan pola-pola permainan sosial demi peningkatan kecerdasan emosional.

 Kata kunci : pola permainan sosial, kecerdasan emosional, anak prasekolah


 

Minggu, 11 Maret 2012

Portofolio 1


Nama   : Hanivah Diyah Novitasari
NIM    : A310110157
Kelas   : 2C

Judul                           : Morfologi Telaah Morfem dan Kata                                    
Penulis                         : Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum, dkk
Penerbit                       : Yuma Pustaka
Tahun Terbit                : 2010 
Jumlah Halaman          : 271 halaman

Buku ini merupakan karya Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum, Drs. H. Yakub Nasucha, M. Hum, dan Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum yang berjudul “Morfologi : Telaah Morfem dan Kata”. Pada buku tersebut membahas mengenai Morfologi sebagai bidang lingustik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya. Berbicara mengenai morfologi maka akan erat kaitannya dengan berbicara bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa bukan satu-satunya alat komunikasi manusia karena juga dikenal alat komunikasi lain seperti isyarat, aneka simbol, kode, dan bunyi,. Semua itu akan bermakna setelah diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.

Sabtu, 10 Maret 2012

Mengenal Apa Itu Menyimak Kritis

Menyimak merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Meskipun keterampilan bahasa jenis ini baru diakui sebagai komponen utama dalam pembelajaran berbahasa pada tahun 1970-an yang ditandai oleh munculnya teori Total Physical Response, The Natural Approach, dan Silent Period dari James Asher, tetapi dalam proses pembelajaran, keterampilan ini mendominasi  aktivitas peserta didik dibanding dengan keterampilan lainnya. Hal ini dikarenakan menyimak bukan suatu kegiatan satu arah.
         Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti di mana letak kekurangan , kekeliruan, ketidaktelitian  yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang. Memang merupakan suatu kekecualian bila seorang penyimak dapat menyimak secara objektif dan dapat menghargai suatu disertasi yang menuntut perasaan dan muncul dengan suatu kesimpulan faktual dan dapat dipercaya.
          Namun demikian, dalam masyarakat demokrasi kita, kita tetap saja dapat menemui situasi-situasi wadah para penghasut atau para demagog menyemburkan kebenaran - kebenaran semu yang seolah-seolah masih dapat dipertahankan keasliannya, fakta-fakta yang berubah-ubah, dan pendapat-pendapat yang penuh prasangka membuat para penyimaknya perlu menilai dengan teliti segala sesuatu yang diucapkan pembicara.